Sarasehan SMK Maarif Kyai Gading Bersama Kanal Muda di Taman Dolanan Jamblang Gentong

Para pelajar SMK Maarif Kyai Gading
Oleh: Taufik Kharisma*

Sejumlah 25 pelajar berseragam hijau terlihat turun dari bis pada Rabu (23/3). Di tangannya, tergenggam buku, alat tulis, dan dokumen. Langkah mereka mantap. Emblem di seragamnya menegaskan itu. Di sana tertulis: Peksos.

Mereka adalah pelajar jurusan keperawatan sosial dari Demak. Faizin, salah satu guru pendamping mengatakan, “Tujuan kami berkunjung adalah untuk belajar dari mas-mas dan mbak-mbak penggiat pendidikan dan pekerjaan sosial di sini.”

Kita, Kanal Muda dan Jamblang Gentong, tentu saja sangat menyambut baik kunjungan ini. Seketika kita langsung saja beranjak duduk melingkar dan bertegur sapa. Kemudian suguhan teh hangat dan aneka gorengan dihidangkan untuk menemani momen yang santai ini.

Tak ketinggalan dalam momen kunjungan ini beberapa organisasi anggota Kanal Muda ikut terlibat. Mereka adalah P3S, FPPD, Sobat Saung, Senthong Yogya, dan tentunya Taman Dolanan Jamblang Gentong yang menjadi tuan rumahnya. Lalu ada juga perwakilan LP3S Prodi IKS UIN Sunan Kalijaga yang ikut bergabung dalam program pengabdiannya.

Sementara itu, di sekitar ruang terbuka limasan terlihat beberapa tukang sedang menata fondasi di sisi pojok kanan Taman Dolanan. Suasananya begitu tenteram dan damai. Bersamaan dengan itu, kami memulai diskusi dan sharing session sekaligus memberikan semangat kepada teman-teman SMK Maarif Kyai Gading untuk terus menggiatkan kegiatan kepemudaan.

Perwakilan dari LP3S menjadi pemandu acara dan membacakan rangkaian pokok-pokok pembahasan. Setelah dibuka dengan doa, Faizin, guru SMK Maarif Kyai Gading memberikan sambutannya. Dalam sambutan tersebut ia menegaskan kepada anak didiknya untuk mempelajari inovasi kegiatan pendampingan atau pekerjaan sosial di tengah masyarakat yang dilakukan Kanal Muda dan organisasi jejaringnya. Mereka, pemuda pelajar itu, sembari menyiapkan kertas dan alat tulis terlihat menyimak dengan khidmat.

Selanjutnya, secara bergiliran, Sony dari Taman Dolanan Jamblang Gentong Bantul, Idha dari Paguyuban Pengajar Pinggir Sungai (P3S) Sleman, serta Taufik mewakili Kanal Muda dan Forum Penggerak Pemuda Desa (FPPD) Kulon Progo memberikan pengantarnya. Mereka bergantian menyampaikan kegiatan di tempat wilayah dampingannya masing-masing. Sony menjelaskan tentang sejarah berdirinya Taman Dolanan dan kegiatan rutin mengenai pelestarian dolanan tradisional yang dilakukan dengan peran aktif pemuda di dusun sebagai penggeraknya. Sony juga menegaskan bahwa saat taman dolanan ini pertama kali dibangun, tema-teman pemuda yang membangun tempat ini rata-rata masih seusia SMP. Hal ini tentunya dimaksudkan untuk menjadi semangat bagi pelajar SMK Ma’arif Kyai Gading dan juga teman-teman Kanal Muda bahwa usia tidak menghalangi seseorang untuk berkarya.

Beberapa perwakilan organisasi yang hadir saling berbagi pengalaman kegiatan masing-masing untuk sekedar memberi semangat kepada teman-teman pelajar yang lebih muda.

Acara kunjungan Kanal Muda di Taman Dolanan Jamblang Gentong

Kemudian, MC acara ini mulai mengambil alih acara Kembali. Acara memasuki materi inti dalam sesi sarasehan ini, Husain  yang pada kesempatan kali ini mewakili Kanal Muda sebagai pembawa materi memulai sesi dengan sedikit berbagi pengalamannya. Ia memulai dengan semacam tepuk yang cukup sederhana penjelasannya. Jika ia berkata hitam maka peserta tepuk tangan satu kali, jika putih dua kali tepuk dan abu-abu untuk tepuk tangan yang berjumlah banyak. Peserta pun melakukan tepuk sesuai dengan arahannya. Tepuk ini tujuannya untuk membuat pikiran menjadi fokus kembali.

Sebelum memasuki materi Husein pun menjelaskan bahwa tepuk hitam, putih , abu-abu ini kerap diterapkan pada saat kegiatan dampingan belajar pada anak-anak. Setelah tepuk tangan yang cukup membuat konsentrasi meningkat lagi, Husain pun mulai membawakan materi. Dalam sarasehan kali ini, ia mengemasnya dalam 10 poin penting tentang inovasi Gerakan pemuda.

Pada poin pertama ia membahas mengenai jumlah pemuda di Indonesia yang kini mencapai seperempat dari total penduduk di Indonesia atau bila dihitung dengan jumlah mencapai 64,50 juta jiwa. Hal ini tentunya merupakan potensi besar pemuda untuk pembangunan negeri.

Poin kedua bila dilihat dari sejarah bangsa ini telah banyak contoh nyata bahwa pemuda merupakan tonggak perubahan pada bangsa ini. Contohnya saja peran pemuda dalam upaya kemerdekaan bangsa ini. Banyak perspektif yang maju dan Tindakan yang berani dalam memperjuangkan kemerdekaannya.

Poin ketiga dari segi pendidikan dan pekerjaan di Indonesia, pemuda mengalami situasi yang cukup sulit. Total ada 32 Juta pemuda tidak dapat mengenyam pendidikan yang tinggi atau bangku perkuliahan. Sedangkan 9,5 juta pemuda masih belum mendapat pekerjaan atau masih menganggur. Problem terpentingnya bukanlah soal pendidikan yang terpaku pada pendidikan formal dan pekerjaan semacam karyawan atau semacamnya, namun pemuda mayoritas terjebak dalam aktivitas yang tidak produktif sehingga potensi besar pemuda seakan tidak maksimal.

Poin keempat secara geografis persebaran pemuda berada di pedesaan dan perkotaan. Penting ke depannya untuk melakukan investigasi untuk memetakan potensi dari segi wilayah asal. Hal ini penting dilakukan agar pemuda dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan tempat tinggalnya.

Poin kelima, pemuda mampu belajar lebih. Sumber pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai hal. Sebut saja guru, buku bacaan, orang yang kita temui, dan berbagai praktik-praktik tertentu dalam belajar.

Poin keenam, pemuda mampu berbuat lebih. Mengambil beberapa jam dalam 24 jam sehari pada waktu satu minggu adalah waktu terbaik yang dapat dimanfaatkan pemuda. Kemanfaatan itu bisa dilakukan mulai dari membangun lingkungan yang baik, mengembangkan kreativitas, dan terjun di kegiatan sosial seperti membuat bimbingan belajar gratis, atau kelompok pemuda peduli lingkungan, dan lain sebagainya.

Poin ketujuh, pemuda bisa melakukan sekian inovasi, penemuan, dan percobaan. Pemuda memiliki lebih banyak waktu untuk mencoba sesuatu ataupun hal baru, dan saling bertukar ide dengan pemuda lain. Hal ini seperti semangat sumpah pemuda waktu itu di mana pemuda dari berbagai latar belakang saling berinovasi dan melengkapi satu sama lain.

Poin kedelapan, pemuda mampu fokus dan berjuang habis-habisan. Tentu tak dapat dipungkiri bahwa usia pemuda ini merupakan kondisi di mana manusia memiliki fisik yang sangat prima. Kondisi ini mampu mendorong ambisi yang ia punya dan didukung dengan fisik yang masih optimal.

Poin kesembilan, pemuda mampu meluaskan jaringan dan persatuan. Di era  kecanggihan informasi saat ini pemuda dipermudah dalam saling berbagi informasi terkait kegiatan sosial, dipermudah dalam menggalang persatuan antar pemuda, dan berbagai kegiatan solidaritas yang lain.

Poin kesepuluh, pemuda melanjutkan sejarah setelah hampir satu abad sumpah pemuda. Kondisi bangsa saat ini seakan mengalami titik balik karenanya. Kita butuh hal yang seperti itu lagi. Pemuda dengan semangat kepedulian sosialnya, pemuda dengan kecakapan profesinya, pemuda dengan Gerakan pendidikannya, dan pemuda dengan kecintaannya yang tinggi pada negeri ini. Demi tercapainya perubahan yang lebih baik ke depannya.

Begitulah 10 poin yang disampaikan oleh Husain dalam sesi tersebut. Para siswa nampak antusias menyimak sembari membaca tulisan serupa yang telah dibagikan. Tak lupa para siswa juga menyiapkan pertanyaan terbaik yang akan diajukan di sesi berikutnya.

Di sesi tanya jawab, para siswa yang sebelumnya telah menyiapkan pertanyaan dari sesi sharing dan materi untuk kemudian di diskusikan secara dua arah dengan Kanal Muda. Salah satu siswa bertanya tentang bagaimana sumber pendanaan dari Taman Dolanan Jamblang Gentong. Sony pun berbagi pengalamannya dalam membangun Taman Dolanan Jamblang Gentong, ia berkata bahwa dulu teman-teman yang berkegiatan di bidang kesenian kemudian membentuk sebuah grup musik yang bernama “Marching Blek”. kemudian teman-teman saling berlatih bersama dan mencari-cari event yang ada di Yogya untuk kemudian menawarkan diri untuk ngamen sembari mengisi acara  tersebut. Lama kelamaan dana yang diperoleh bersama mulai terkumpul dan dioperasikan untuk membangun taman ini.

Di akhir sesi sebelum berpisah di hari itu, tak lupa kami saling mengabadikan momen dengan berfoto bersama dan juga ditambah dengan saling bertukar hasil karya berupa ecoprint dari Taman Dolanan Jamblang Gentong dan hasil karya dari SMK Ma’arif Kyai Gading Demak. Acara yang menyenangkan sekali.

Dari acara ini, saya sedikit menyimpulkan, kelak dengan beriringan antara kemajuan zaman dan industri yang tak dapat terelakkan, peran manusia di sektor pekerjaan perlahan mulai tergeser oleh alat yang canggih, robot yang pintar, dan mesin-mesin terbarukan. Tentu hal ini dilakukan demi tercapainya efisiensi di roda produksi. Namun tidak dapat dipungkiri juga manusia adalah makhluk sosial yang tentu saja perlu hubungan emosional dengan sesama manusia lain. Manusia memerlukan perhatian yang hanya bisa dilakukan oleh manusia. Dan pekerjaan di sektor sosial yang tentunya memerlukan peran manusia secara maksimal nampaknya akan sulit digeser oleh kemajuan zaman tersebut.

Harapannya, pertemuan kali ini tidak hanya berakhir dengan sesi sarasehan semata. Kelak tentunya teman-teman SMK Ma’arif Kyai Gading Demak sebagai generasi muda dapat memperoleh pengetahuan dari sesi belajar bersama ini. Kelak juga semoga teman-teman pelajar dapat melakukan aktivitas sosial yang bermanfaat bagi tempat tinggal atau lingkungan teman-teman. Dan bagi Kanal Muda sebuah harapan yang cerah kelak di masa depan bahwa pemuda yang saat ini masih duduk di bangku sekolah tentunya memiliki potensi yang amat besar untuk perubahan di masa depan.

Yogyakarta, 2022

*Penulis adalah Ketua FPPD yang sekaligus menjadi Sekretaris Kanal Muda

Pos Berikutnya Pos Sebelumnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url