Bagai Mengukir di Atas Logam

Sedikit pembekalan dan pengalaman mengukir di atas logam

Sekitar 8000 tahun yang lalu manusia menemukan cara mengolah logam. Langit terik Sumeria di Mesopotamia menangkap kilatan cahaya itu. Hari ini (10/10) juga sama. Tepatnya di langit terik Imogiri. Meskipun tidak sehebat itu, kami juga melakukannya.

Workshop logam dari kaleng bekas, begitulah namanya. Adegan ini diinisiasi oleh Seniman Laksmi Sitoresmi beserta Mahasiswa Seni Rupa Unesa yang sedang magang dengannya dan bekerja sama dengan Kanal Muda dan Kelompok Karang Taruna Kalidadap 1.

Persiapan seperti aneka bekas kaleng minuman, paku, pensil, dan gunting telah dibagikan merata. Perwakilan komunitas atau organisasi yang berjejaring dengan kanal muda juga sudah diingatkan jauh-jauh hari. Tidak sedikit yang membawa minuman kaleng di lokasi untuk diminum dan segera dihabiskan agar kaleng bekasnya bisa dipakai.

Angin berhembus sepoi. Suara kaleng yang dipipihkan, dipukul-pukul, dan dikreasi sedemikian rupa mengingatkan pada para empu yang sedang asyik mencipta keris. Begitu semarak. Ramai sekali. Hal itu masih ditambah serunya sahut-menyahut percakapan tiap kelompok.

“Pinjam pakunya.”

“Sebentar.”

“Duh, kok punyaku tidak jadi.”

“Sabar!”

Tentang barang bekas ini, sebenarnya Sanggar Cahaya Gesang dan Karang Taruna Kalidadap 1 memang sudah tidak asing. Mereka punya jadual rutin mingguan untuk mengumpulkan sampah dan menjadikannya cuan. Kali ini acaranya seperti upaya meningkatkan kreatifitas mereka. Barangkali nanti sampah atau berang bekasnya tidak hanya dikilokan, tetapi juga bisa dikreasi lebih lanjut.

Salah satu logam yang dicoba untuk diukir

Dan kanal muda mengorganisasikan acaranya. Menghubungkan pada para instruktur, komunitas jejaring, dan tak lupa mengundang kelompok belajar musik Anak-anak Zaman untuk bisa ikut menghibur dengan lagu-lagunya.

Sekitar Dua Jam berlalu. Hasil akhir workshop telah menunjukkan tanda-tandanya. Tidak sedikit peserta begitu puas dengan hasil kreasinya. Beberapa bahkan menanamkan makna atau filosofi khusus pada guratan logam indahnya.

Hasan Al-Basri pernah mengumpamakan. Kecil, seperti mengukir di atas batu. Besar, mengukir di atas air. Kami, mengukir di atas logam dulu saja.

Kanal Muda. Mengalirkan Kehidupan.

Pos Berikutnya Pos Sebelumnya
Tidak Ada Komentar
Tambahkan Komentar
comment url